Thursday, September 19, 2013

TEKNIK MENYUNTING dan MENATA SURATKABAR



Editing, dalam bahasa Indonesia, dipadamkan dengan kata-bentukan penyuntingan; berasal dari kata-dasar sunting. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kerja menyunting memiliki tiga arti. Pertama, menyiapkan naskah siap cetak atau siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Kedua, merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah). Dan ketiga, menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali. Adapun kata penyuntingan, menurut KBBI, memilikiarti: proses, cara, perbuatan sunting menyunting; segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan menyunting; pengeditan.

Proses penyuntingan biasanya terjadi setelah berita selesai ditulis oleh wartawan/reporter. Penyuntingan dapat dilakukan oleh redaktur bahasa dan redaktur bidang (olah raga, ekonomi, politik, dll). Dalam kondisi terbatas tenaga kerja dan/atau wartawan sudah senior/trampil, penyuntingan dapat dilakukan langsung oleh wartawan bersangkutan (hasil tulisannya siap muat atau siap siaran/tayang).

Penyuntingan dilakukan dengan tujuan:
A. Meringkas atau melengkapi - memendekkan atau menambahi
B. Mencegah terjadinya kesalahan bahasa: ejaan, tata bahasa
C. Mengubah struktur - pilihan fakta yang ‘dipentingkan’, pilihan lead, bentuk ending, dll (misalnya dalam berita fakta konflik, mungkin redaktur menghendaki lead yang bernuansa damai)
D. Mencegah kesalahan isi - mencegah masuknya opini wartawan (terutama dalam berita konflik di pengadilan, konflik

Dengan demikian, tugas dan tanggungjawab seorang penyunting berita tidaklah mudah. Satu hal yang tidak boleh dilakukan oleh penyunting/editor adalah: merusak hasil karya penulis. Yang harus dia lakukan adalah: memperbaiki, menyempurnakan.
Penyunting idealnya pernah atau berpengalaman menjadi wartawan. Orang yang belum pernah menjadi wartawan lalu langsung menjadi penyunting dikuatirkan kurang memahami pekerjaannya dan cenderung semena-mena (tidak ada empati). Penyunting yang baik haruslah:

a. berpengalaman di bidang jurnalistik setidaknya 3 tahun
b. berpengetahuan luas
c. memiliki kemampuan berbahasa yang baik
d. suka membaca berbagai kamus
e. punya common sense, logika yang harus dikembangkan
f. terbuka dan kooperatif dengan watawan/penulis.

Tidak sedikit wartawan yang baik di lapangan; mereka menghaslkan wawancara yang komprehensif, data-data yang kaya, tetapi pemuatan hasil karyanya tergantung pada intelektualitas dan kebijaksanaan penyunting. Sebaiknya sering dilakukan dialog di ruang redaksi dalam masalah penyuntingan. Diskusi (evaluasi) ini dapat meningkatkan ketrampilan menulis wartawan, sehingga memudahkan pekerjaan penyunting; dan menumbuhkan rasa empati penyunting pada kerja keras wartawan.

Ketika kita menyunting berita, mungkin kita akan menemukan beberapa kesalahan yang terdapat dalam berita itu. Kesalahan yang bisa timbul, pertama, kesalahan yang bersifat teknis, “salah ketik”, misalnya. Kedua, kesalahan dalam hal isi atau substansi. Contohnya salah menuliskan data: angka tahun, umur seseorang, ejaan nama orang. Ketiga, kesalahan dalam penggunaan bahasa. Kesalahan bahasa tidak boleh dianggap sepele. Sebab, penggunaan bahasa yang salah bisa berakibat informasi yang disampaikan salah. Informasi tak akan sampai ke pembaca dengan efektif  jika sarana yang dipergunakan kacau. Dengan demikian, kesalahan bahasa bisa berakibat terjadinya kesalahan isi atau substansi.

Selain itu, mungkin tulisan tersebut belummenggunakan gaya bahasa yang baik. Gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur, yakni kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Yang dimaksud dengan kejujuran dalam bahasa berarti: kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian kata-kata yang kabur dan tak terarah, serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit, adalah jalan untuk mengundang ketidakjujuran.

Sopan-santun dalam berbahasa maksudnya adalah menghormati pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan. Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti tidak membuat pembaca memeras keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis. Selain itu, pembaca tidak perlu membaca sesuatu secara panjang-lebar kalau hal itu bisa diungkapkan dalam beberapa rangkaian kata. Kejelasan di sini menyangkut (1) kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat; (2) kejelasan dalam korespondensi dengan fakta yang diungkapkan melalui kata-kata atau kalimat; (3) kejelasan dalam pengurutan ide secara logis.

Yang dimaksud kesingkatan dapat dicapai melalui usaha untuk mempergunakan kata-kata secara efisien, meniadakan penggunaan dua kata atau lebih yang bersinonim secara longgar, meniadakan repetisi yang tidak perlu. Berikut beberapa kiat dalam melakukan editing.